Katanya, jatuh cinta itu
alami, kalau jatuh cinta pada hati yang telah termiliki yang lain itu, dosa ga?
–FK, 20th-
Kenapa harus mikir dosa,
dosa kan konsep dr manusia, hidup dan hati milik kita, kenapa harus mikir orang
lain? –AP, 20th-
Well, percakapan absurd
malam ini terangkum dalam beberapa tweet dengan sejumlah teman kampus yang
hobinya galau.
Ketika mereka memiliki
pemikiran yang cukup seragam, bahwa secara umum mencintai itu bebas, alami, tak
ada batasan.
Buat saya, cinta itu realistis,
kalau dia sudah milik orang lain, hatinya terbelenggu, mau berjuang seperti apa
pun, akhirnya kita harus menerima kekalahan yang menyakitkan.
Ya tapi, kalau ternyata
memang dia patut diperjuangkan, mungkin menunggu bisa jadi keputusan yang baik,
bukan menikam kekasihnya dari belakang.
Buat saya, ketika kamu
ingin bahagia, sederhana, bahagialah di atas kakimu sendiri, yang akan turut
mengangkatmu ke udara, bukan bahagia di atas kesedihan orang lain.
Mungkin mustahil, tapi
alangkah lebih baik ketika kita bisa meminimalisir rasa sakit orang lain yang
disebabkan oleh sikap kita?
Toh, nantinya kita juga
tidak mau dikhianati orang lain, bagaimana mungkin kita meminta orang yang kita
cintai mengkhianati orang yang memilikinya?
Masih banyak hati yang
menunggu untuk diperjuangkan, yang masih sendiri dan membutuhkan pasangan. Biarlah
jika memang jodoh, nantinya kalian akan dipertemukan dalam keadaan yang lebih
baik J