akhir sebuah kisah

07.52 Posted In , Edit This 0 Comments »
saat senja beranjak gelap,
sesosok tubuh mungil berjalan pelan
langkahnya terseok seolah kelelahan
ya, nafasnya pun terengah
tinggal satu - satu
di persimpangan, ia jatuh terduuk
bahunya terguncang hebat,
dalam sekejap air mata membasahi tanah tempat ia berpijak

ia menangis,
sedu sedannya membuat langit iba
hujan turun menemaninya
seolah ingin membasuh luka yang ia punya

ia menengadahkan wajahnya.
menatap jalan setapak yang ada di depan sana
bahunya masih saja terguncang,
tapi sekarang hanya pelan

teringat ia,
tentang apa yang dijalani hampir lima tahun ini,
semua rasa bercampur aduk jadi satu
tawa yang berujung duka,
senyum yang berganti tangis,
semua yang indah berbalik 180 derajat

apa yang sebenarnya telah ia perbuat?
sepanjang tahun hanya mengejar suatu yang tak pasti,
mengais rasa dari hati yang telah mati,
ia rela, menukar semua rasa bahagia yang ia punya,
demi menawarkan kebahagiaan pada orang lain yang terluka
tapi pengorbanannya sia-sia

sesosok tubuh yang terlihat mengecil di ujung jalan,
tak menghiraukan apa yang terjadi di belakang
ia tak peduli ada yang mengejarnya
menawarkan hati yang masih ranum, penuh harap
ia terus berlari seolah tuli
menyebabkan jarak yang terbentang makin luas
meski kadang wajahnya menoleh ke belakang,
hanya untuk memastikan, masih ada yang mau mengejarnya!
berusaha untuk meraihnya!!

tubuh kecil yang masih terguncang itu akhirnya dapat berdiri sendiri,
menatap persimpangan di depan matanya
tangannya mengusap air mata yang masih tersisa
ia mantapkan hatinya untuk berhenti berlari
kalau ia kelelahan nanti, siapa yang akan menolongnya?
ketika ia jatuh nanti, siapa yang akan membantunya berdiri?
ketika air matanya kering,
ia belokkan langkahnya, mundur.
ia terlalu lelah untuk terluka lagi

pandangannya jatuh pada cahaya terang si sisi persimpangan,
bukan hati atau cinta yang ditawarkan,
tapi kenyamanan, kehangatan dan kebebasan,
hanya sebuah uluran tangan,
mengajaknya berdamai dengan kenyataan
ia takkan berlari sendiri,
tapi berjalan bersama, seiring sejalan
senyum menghiasi wajah tampannya,
takkan pudar, tulus dari hatinya yang terdalam

uluran tangan itu diterima oleh si kecil
hatinya yang semula hancur berantakan,
perlahan mulai utuh kembali
harapan yang pernah sirna, kembali datang dan menghiasi hidupnya
mereka berjalan bergandengan tangan
saling senyum menatap masa depan
menguntai angan dalam kebahagiaan

dan langit, menghadiahkan mereka sebuah pelangi ;)
si kecil menamai mereka, SAHABAT ;)

salah satu tulisan terbaik :)
I LOVE YOU Domika Faliandra, Poppy Laksita Rini, Fitri Rahmi, Ado Pranawalingga

0 komentar: