07.57 Edit This 0 Comments »

Aku seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya melihat pada dia: matahariku.
Aku mengagumi kedalaman pikirannya, caranya memandang hidup-malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya.
Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri.
Aku bahkan mengabaikan suara lirih dari dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan di suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: Apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?
Aku mengagumi kedalaman pikirannya, caranya memandang hidup-malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya.
Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri.
Aku bahkan mengabaikan suara lirih dari dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan di suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: Apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?
novel ini amat sangat menohok saya, betapa saya selalu mengejar matahari saya, tak peduli pada yang lain sampai hati saya tertutup. bahkan, saya melupakan semua hal baik yang ada dalam diri saya dengan menyalahkan diri saya sendiri atas semua kesalahan yang terjadi. setelah membaca novel ini, mungkin saya akan benar- benar melepaskan matahari saya, saya ingin menjadi bunga matahari yang bangga karena cantik, dan lebih tinggi dari bunga lain :)
0 komentar:
Posting Komentar